Informasi Jadi Komoditas Era Digital

Masyarakat Indonesia sudah semakin jauh memasuki era teknologi informasi (TI) yang identik dengan istilah era informasi atau era digital atau era web yang terus bergulir dewasa ini. Gaya hidup juga semakin berubah dimana masyarakat semakin tergantung dengan teknologi, mulai dari ponsel untuk komunikasi hingga komputer untuk alat bantu kerja.

Tampak bahwa konsumsi peralatan TI semakin meningkat, hal itu terlihat dari pameran-pameran teknologi yang selalu dipadati pengunjung dan mencapai tingkat penjualan yang mengagumkan.

Namun, eforia penyerapan teknologi tersebut sering tidak diimbangi dengan upaya untuk mengoptimalkan penggunaan informasi untuk meningkatkan penghasilan. Masyarakat masih bereforia untuk memiliki teknologi, tetapi belum memanfaatkannya untuk meningkatkan pendapatannya.

Komoditas Digital

Informasi disebut-sebut sebagai komoditas utama dalam era digital ini. Informasi menjadi sesuatu yang sangat berharga dan dapat diperjual belikan, seperti halnya produk sandang, pangan dan perumahan.

Informasi-informasi dapat dikemas dalam sebuah brosur, pamflet atau bahkan dalam bentuk koran, tabloid dan buku untuk diperjual belikan. Tampaknya masyarakat sekarang mulai menikmati produk-produk informasi tersebut setiap harinya, meskipun masih harus didorong dengan himbauan-himbauan untuk membaca.

Informasi dapat berupa olahan dari hasil pandangan mata seorang reporter sepak bola yang kemudian menceritakan dengan nada yang penuh semangat kepada para pemirsa radio atau televisi, atau hasil pandangan mata seorang wartawan yang menuliskannya dalam bentuk berita atau release tentang suatu kejadian atau acara, atau hasil pengolahan data oleh para peneliti.

Banyak orang yang menonton sebuah pertandingan sepak bola, tetapi yang dapat mengolah pandangan matanya menjadi sebuah informasi yang menarik untuk dibaca masyarakat tidak banyak. Gerak kiper yang cekatan, kecepatan lari penyerang atau gerak meliuk-liuk dari gelandang untuk menyerobot bola lawan dapat dikemas menjadi informasi yang menarik dan layak dijual.

Pada era digital ini, informasi semakin memegang peranan sebagai suatu komoditas primer untuk diperjual belikan. Para produsen informasi adalah mereka yang mampu untuk menciptakan, menyusun atau menggabungkan data dan fakta dalam bentuk yang mudah untuk dipahami dengan suatu bahasa tertentu dan dapat membangkitkan pengetahuan bagi para pembacanya.

Aplikasi Sehari-hari

Dalam keseharian, dapat diamati bahwa fakta tentang kondisi politik, arus keuangan suatu Negara, situasi sosial budaya, peristiwa-peristiwa penting seperti pergantian gubernur bank sentral dan kejadian-kejadian langka dapat diolah menjadi informasi yang menentukan keputusan untuk membeli atau menjual saham.

Meningkatnya suhu politik di negeri-negeri penghasil minyak berdampak pada kenaikan harga minyak, sehingga perusahaan-perusahaan pertambangan minyak dapat mengeruk keuntungan dari kenaikan harga per barelnya, sehingga nilai saham dari perusahaan-perusahaan tersebut meningkat. Informasi kondisi perusahaan minyak dan posisi nilai sahamnya yang meningkat itu sangat penting bagi para pemegang saham, sehingga ia dapat segera menjual dan mendapatkan keuntungan.

Pada kesempatan lain, ketika sebuah perusahaan yang bergerak dalam pertambangan mengalami kesulitan likuiditas untuk mendatangkan peralatan pengeboran, maka kondisi itu akan membuat nilai sahamnya mengalami penurunan. Informasi kondisi perusahaan dan posisi nilai sahamnya itu penting untuk dimiliki bagi para investor yang ingin membeli saham perusahaan tersebut.

Di sisi lain, informasi-informasi yang diperoleh dari hasil penelitian pasar yang merangkum perilaku konsumen juga menjadikan informasi sebagai komoditas yang sangat berharga bagi perusahaan yang ingin meningkatkan jumlah penjualannya. Tanpa informasi tentang perilaku konsumen yang akan dituju, maka perusahaan tidak dapat menyediakan produk-produk yang menjadi kebutuhan para konsumen tersebut.

Tanggap Informasi

Informasi dapat segera menjadi basi, jika tidak segera digunakan oleh penerimanya. Misalnya, informasi untuk membeli saham yang nilainya mulai beranjak naik, jika tidak tidak segera ditanggapi, maka penerima tidak dapat memperoleh keuntungan, karena perubahan harga saham bisa terjadi hanya dalam hitungan jam bahkan menit saja.

Selain itu, siklus hidup informasi juga menjadi semakin pendek dengan adanya internet, dimana informasi terus diperbarui hanya dalam hitungan menit bahkan detik. Hal ini menjadi tantangan bagi sumber informasi untuk mencipta, menyusun dan merangkai data dan fakta menjadi informasi.

Penutup

Dalam era digital ini, dapat dipahami bahwa informasi telah menjadi komoditas utama dan sangat berharga, sehingga informasi dapat diperjual belikan dalam beragam bentuk kemasan, seperti koran, majalah, tabloid, buku, hasil analisis atau konsultasi, seminar, presentasi dan berbagai kemasan lainnya. Namun, informasi yang bagus belum tentu memberikan manfaat bagi penerimanya juga, jika si penerima informasi tidak memiliki respon yang cepat dan kemampuan untuk memahami dan menggunakan (e-Literacy), serta mendayagunakannya (i-Literacy) dengan baik dan tepat.

Penulis : Budi Sutedjo Dharma Oetomo, S.Kom., MM
Dosen dan Pimpinan Redaksi Tabloid SI-MIX Program Studi Sistem Informasi Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta.

http://www.beritanet.com/Business/informasi-komoditas-era-digital.html

Share this post!

Bookmark and Share

0 comments:

Post a Comment